MAKALAH BAHASA INDONESIA
Menyimak dalam
Berbahasa
Dosen Pengampu: Shinta Anggreany SP, M.Si
Disusun oleh:
Sisi Rahmadiani
D1B016058
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahamat dan karuniaNya sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Shinta Anggreany, SP.M.Si sebagai dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang memberi informasi atau
pengetahuan tentang isi dari makalah ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman
-teman yang telah membantu di dalam penyelesaian makalah ini, yang tidak dapat
saya sebutkan satu-persatu. Tidak ada yang pantas diberikan, selain balasan
dari Tuhan Yang Maha Kuasa untuk kemajuan kita semua dalam menghadapi masa
depan nanti.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang memerlukan.
Jambi,
Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuan............................................................................................. 2
1.3 Manfaat Penelitian.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
2.1
Definisi Menyimak........................................................................... 3
2.2
Klasifikasi Menyimak...................................................................... 8
2.3
Tahap-Tahap Menyimak.................................................................. 11
2.4
Faktor Yang Mempengaruhi........................................................... 12
BAB III PENUTUP..................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pengajaran
bahasa Indonesia bertujuan memberikan pengetahuan kebahasaan agar murid mampu
menguasai bahasa Indonesia sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan ini maka, pada
dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh murid secara
baik dan benar sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), yaitu keterampilan menyimak (listening skill) keterampilan
berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill),
dan keterampilan menulis (writing skill).
Dari keempat
keterampilan berbahasa (language skill) yang dikemukakan di atas,
hanya keterampilan menyimak yang akan menjadi perhatian dalam makalah ini
karena pada umumnya pengetahuan diperoleh melalui keterampilan menyimak. Setiap
orang mendengar berita-berita melalui media massa maupun informasi melalui
tatap muka, saat itu telah berlangsung pula kegiatan menyimak. Oleh karena itu,
pengajaran menyimak mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pembelajaran di sekolah dasar sebab kemampuan menyimak yang baik adalah kondisi
awal untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik.
Salah satu
faktor keberhasilan dari menyimak adalah unsur penutur, materi simakan, unsur
situasi dan sebagainya. Selain itu, untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari
simakan adalah bagaimana seorang penyimak mengetahui posisi serta jenis-jenis
menyimak sehingga seseorang mampu memposisikan serta mempersiapkan diri untuk
memulai menyimak agar hasil simakannya maksimal.
1.2
Tujuan
1. Mahasiswa
dapat mengetahui
apa itu menyimak.
2. Mahasiswa
dapat mengetahui klasifikasi menyimak.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tahap-tahap
menyimak.
4. Mahasiswa dapat mengetahui faktor tang mempengaruhi
1.3 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari
makalah ini yaitu mahasiswa dapat memahami upaya meningkatkan kemampuan
menyimak dalam pembelajaran bahasa indonesia atau pun pelajaran lainnya melalui
TV, radio maupun langsung dari nara sumber. Keterampilan menyimak akan
mendatangkan keuntungan bagi masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada
khususnya, sebab dengan keterampilan menyimak akan mengembangkan kesanggupan
kita untuk dapat mempengaruhi orang lain dalam mengembangkan kontrol sosial
yang diinginkan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Menyimak
Menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, mengangkap isi atau
pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan
Beberapa pengertian menyimak yang dikemukakan oleh
para ahli yaitu:
·
H.G. Tarigan, Menyimak yaitu suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan.
·
Russel & Russel 1959, Menyimak
bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.
·
Anderson, menyimak sebagai proses besar
mendengarkan, mengenal, serta menginterprestasikan lambang-lambang lisan.
·
Drs. Hanapi Natasasmita, Menyimak adalah
mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak.
·
Djago Tarigan, Menyimak dapat didefinisikan
sebagai suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dari bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan
simakan.
·
Hakikat Menyimak, Hakikat
menyimak adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan karena itu dapat
disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami atau
menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
Ragam menyimak menurut Tarigan
dibagi menjadi dua:
1.
Menyimak ekspensif
Yaitu sebuah jenis kegiatan menyimak
tanpa harus ada bimbingan langsung dari seorang guru karena hal-hal yang
disimak bersifat umum dan bebas.
Menyimak ekspensif dibagi yaitu:
-
Menyimak sosial.
(social listening)
atau menyimak konversasional (conversational listening) ataupun
menyimak sopan (courtens listening) biasanya berlangsung dalam
situasi-situasi sosial tempat orang mengobrol mengenai hal-hal yang mrenarik
perhatian semua orang dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat
respons-repons yang pantas, mengikuti detail-detail yang menarik, dan
memerhatikan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan, dikatakan
oleh seorang rekan.Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa menyimak
sosial paling sedikit mencakup dua hal, yaitu perkataan menyimak secara sopan
santun dengan penuh perhatian percakapan atau konversasi dalam situasi-situasi
sosial dengan suatu maksud. Dan kedua mengerti serta memahami peranan-peranan
pembicara dan menyimak dalam proses komunikasi tersebut.
-
Menyimak sekunder.
(secondary
listening)adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan secara
ekstensif (casual listening dan extensive listening)
misalnya, menyimak pada musik yang mengirimi tarian-tarian rakyat terdengar
secara sayup-sayup sementara kita menulis surat pada teman di rumah atau
menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di
sekolah seperti menulis, pekerjaan tangan dengan tanah liat, membuat sketsa dan
latihan menulis dengan tulisan tangan.
-
Menyimak estetik.
(aesthetic
listening)disebut juga menyimak apresiatif (apreciational listening)
adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk ke
dalam menyimak ekstensif, mencakup dua hal yaitu pertama menyimak musik, puisi,
membaca bersama, atau drama yang terdengar pada radio atau rekaman-rekaman.
Kedua menikmati cerita-cerita, puisi, teka-teki, dan lakon-lakon yang
diceritakan oleh guru atau murid-murid.
-
Menyimak pasif.
(passive listening)
adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasa menandai
upaya-upaya kita saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghapal
luar kepala, berlatih serta menguasai sesuatu bahasa. Salah satu contoh
menyimak pasif adalah penduduk pribumi yang tidak bersekolah lancar berbahasa
asing. Hal ini dimungkinkan karena mereka hidup langsung di daerah bahasa
tersebut beberapa lama dan memberikan kesempatan yang cukup bagi otak mereka
menyimak bahasa itu.
2.
Menyimak intessif
Yaitu jenis kegiatan menyimak yang
bersifat umum dan bebas serta memerlukan bimbingan lang sung dari guru. Pada
umumnya menyimak intensif diarahkan pada sebuah kegiatan atau hal tertentu,
Menyimak intensif dibagi yaitu:
-
Menyimak kritis.
(critical listening)adalah
sejenis kegiatan menyimak yang di dalamnya sudah terlihat kurangnya atau
tiadanya keaslian ataupun kehadiran prasangka serta ketidaktelitian yang akan
diamati. Murid-murid perlu banyak belajar mendengarkan, menyimak secara kritis
untuk memperoleh kebenaran.
-
Menyimak konsentratif.
(consentrative
listening) sering juga disebut study-type listening atau menyimak
yang merupakan jenis telaah. Kegiatan-kegiatan tercakup dalam menyimak
konsentratif antara lain: menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk serta
menyimak urutan-urutan ide, fakta-fakta penting, dan sebab akibat.
-
Menyimak kreatif.
(Creative listening)adalah
jenis menyimak yang mengakibatkan dalam pembentukan atau rekonstruksi seorang
anak secara imaginatif kesenangan-kesenangan akan bunyi, visual atau
penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan oleh
apa-apa didengarnya.
-
Menyimak eksploratif.
(exploratory
listening) adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud dan yang agak
lebih singkat. Dalam kegiatan menyimak seperti ini si penyimak menyiagakan
perhatiannya untuk menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian dan informasi tambahan
mengenai suatu topik atau suatu pergunjingan yang menarik.
-
Menyimak interogatif.
(introgative
listening)adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak
konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan, karena si penyimak harus
mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini si
penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi
atau mengenai jalur khusus.
-
Menyimak selektif.
(selective
listening)berhubungan erat dengan menyimak pasif. Betapapun efektifnya
menyimak pasif itu tetapi biasanya tidak dianggap sebagai kegiatan yang
memuaskan. Oleh karena itu menyimak sangat dibutuhkan. Namun demikian, menyimak
selektif hendaknya tidak menggantikan menyimak pasif, tetapi justru melengkapinya.
Penyimak harus memanfaatkan kedua teknik tersebut. Dengan demikian, berarti
mengimbangi isolasi kultural kita dari masyarakat bahasa asing itu dan tendensi
kita untuk menginterpretasikan.
Ada beberapa fungsi dalam
melaksanakan kegiatan menyimak yaitu:
a.
Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif.
b. memperoleh
informasi yang ada hubungan atau sangkut pautnya dengan pekerjaan atau profesi,
c.
dapat memberikan respon yang tepat.
d. Mengumpulkan
data agar dapat membuat keputusan-keputusan yang masuk akal.
H.G.Tarigan memaparkan
beberapa tujuan dari menyimak yaitu menyimak untuk belajar, untuk menikmati
keindahan audial, untuk mengevaluasi, mengapresiasi materi simakan,
mengkomunikasikan ide-ide, membedakan bunyi-bunyi, memecahkan masalah,dan meyakinkan.
Menurut Bunga Ayesha dalam modul hakikat menyimak:
a.
Mendapatkan fakta.
b.
Mengevaluasi fakta.
c.
Mendapatkan inspirasi.
d.
Menganalisis fakta.
e.
Menghibur diri.
f.
Meningkatkan kemampuan berbicara.
Mendengar, mendengarkan, dan
menyimak memiliki makna yang berbeda. Kegiatan mendengar belum terdapat unsur
kesengajaan untuk menyimak bunyi-bunyi yang didengarkannya, sedangkan dalam
kegiatan mendengarkan sudah terdapat unsur kesengajaan dan tujuan tetapi belum
terdapat unsur pemahaman. Sedangkan, kegiatan menyimak sudah terdapat unsur
kesengajaan, tujuan dan pemahaman. Kegiatan menyimak memiliki manfaat yaitu
memperlancar komunikasi, memperoleh informasi untuk menambah wawasan
pengetahuan dan pengalaman tentang kehidupan, dan sebagai dasar belajar bahasa.
Untuk dapat menyimak dengan baik, maka kita harus memperhatikan faktor-faktor
menyimak, yaitu alat dengar dan alat bicara, situasi dan lingkungan,
konsentrasi, pengenalan tujuan pembicaraan, pengenalan paragraf atau bagian
pembicaraan dan pengenalan kalimat-kaliamat inti pembicaraan, kesanggupan
menarik kesimpulan dengan tepat, memiliki intelegensi yang tinggi, dan latihan
yang teratur.
2.2
Klarifikasi Menyimak
Pengklasifikasian menyimak dibagi
berdasarkan:
A. Menyimak
berdasarkan sumber suara
Berdasarkan sumber suara yang
disimak, dikenal dua jenis nama penyimak yatiu:
1.
Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
Sumber suara yang disimak dapat
berasal dari diri kita sendiri. Ini terjadi di saat kita menyendiri merenungkan
nasib diri, menyesali perbuatan sendiri, atau berkata-kata dengan diri sendiri.
Jenis menyimak yang seperti inilah yang disebut intrapersonal listening.
2.
Interpersonal listening atau menyimak
antarpribadi.
Sumber suara yang
disimak dapat pula berasal dari luar diri penyimak. Menyimak yang seperti
inilah yang paling banyak kita lakukan misalnya dalam percakapan, diskusi,
seminar, dan sebagainya. Jenis menyimak yang seperti inilah yang disebut
intrapersonal listening.
B. Menyimak
Berdasarkan Bahan Simak
Secara
garis besar Tarigan (1983;22) membagi menyimak menjadi dua jenis yakni:
menyimak ekstensif dan menyimak intensif.
1. Menyimak Ekstensif
1. Menyimak Ekstensif
Menyimak
ekstensif adalah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan
sebagainya. Menyimak siperti ini sering pula diartikan sebagai kegiatan
menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu
bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan
guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan.
Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau
butir-butir yang penting saja, jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
a. Menyimak
sekunder
Menyimak
sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan,
maksudnya
menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu. Contoh : achank sedang mencuci
motor tanpa sadar ia mendengar ibunya bercerita di teras dengan tetangganya.
b. Menyimak
estetik
Menyimak
estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon
drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif
penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.
c. Menyimak pasif
Menyimak
pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya
sadar yang biasanya
menandai upaya penyimak. Contoh : Tukang Becak
yang biasa
mengantar turis secara tidak langsung pandai berkomunikasi
menggunakan
bahasa asing.
d. Menyimak sosial
Menyimak ini
berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama
mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan
yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik
dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau
dikatakan orang.
2. Menyimak Intensif
2. Menyimak Intensif
Menyimak intensif
adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian
sehingga penyimak memahami secara mendalam. Jenis menyimak seperti ini dibagi
atas beberapa jenis, yaitu :
a. Menyimak
kritis
Menyimak dengan cara
ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan,
ide, informasi dari pembicara.
b. Menyimak
introgatif
Menyimak interogatif
merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas,
pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai
menyimak.
c. Menyimak
penyelidikan
Menyimak eksploratori
atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan menemukan;
• Hal-hal baru yang
menarik,
• Informasi tambahan
mengenai suatu topik,
• Isu, pergunjingan
atau buah bibir yang menarik
d. Menyimak
kreatif
Menyimak kreatif
mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menangkap
makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi
terhadap puisi itu.
e. Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif
merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini
diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima
dengan baik.
f. Menyimak selektif
Menyimak selektif
adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan menampung aspirasi dari penutur
/ pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang
relevan.
C. Menyimak Berdasarkan Pada Titik Pandang Aktivitas Penyimak
C. Menyimak Berdasarkan Pada Titik Pandang Aktivitas Penyimak
Tidyman dan Butterfield
mengklasifikasikan Menyimak Berdasarkan
pada titik pandang aktivitas penyimak
dapat diklarifikasikan:
1. Kegiatan menyimak bertarap rendah
Kegiatan menyimak
bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan dorongan,
perhatian, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas itu bersifat nonverbal
seperti mengangguk-angguk, senyum, sikap tertib dan penuh perhatian atau melalui
ucapan-ucapan pendek seperti benar, saya setuju, ya, ya dan sebagainya.
Menyimak dalam taraf rendah ini dikenal dengan nama silent listening.
2. Kegiatan menyimak bertaraf tinggi
2. Kegiatan menyimak bertaraf tinggi
Aktivitas menyimak yang
bertaraf tinggi, penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi bahan simakan.
Pengutaraan kembali isi bahan simakan menandakan bahwa penyimak sudah memahami
isi bahan simakan. Jenis menyimak seperti ini disebut dengan nama active
listening.
2.3
Tahap - Tahap Menyimak
·
Isolasi : Pada tahap ini sang penyimak mencatat
aspek-aspek individual kata lisan dan memisah-memisahkan atau mengisolasikan
bunyi-bunyi, ide-ide, fakta-fakta, organisasi-organisasi khusus, begitu pula
stimulus-stimulus lainnya.
·
Identifikasi : Sekali stimulus tertentu telah
dapat dikenal maka suatu makna, atau identifikasi pun diberikan kepada
setiap butir yang berdikari itu.
·
Integrasi: Kita mengintegrasikan atau menyatupadukan
apa yang kita dengar informasi lain yang telah kita simpan dan rekam dalam otak
kita. Oleh karena itulah maka pengetahuan umum sangat penting dalam tahap ini.
Karena kalau proses menyimak berlangsung, kita harus terlebih dahulu harus
mempunyai beberapa latar belakang atau pemahaman mengenai bidang pokok pesan
tertentu. Kalau kita tidak memiliki bahan penunjang yang dapat dipergunakan
untuk mengintegrasikan informasi yang baru itu, maka jelas kegiatan menyimak
itu akan menemui kesulitan atau kendala.
·
Inspeksi: Pada tahap ini, informasi baru yang telah
kita terima dikontraskan dan dibandingkan dengan segala informasi yang telah
kita miliki mengenai hal tersebut. Proses ini akan menjadi paling mudah
berlangsung kalau informasi baru justru menunjang prasangka atau atau
prakonsepsi kita. Akan tetapi, kalau informasi baru itu bertentangan dengan
ide-ide kita sebelumnya mengenai sesuatu, maka kita harus mencari serta memilih
hal-hal mana dari informasi itu yang lebih mendekati kebenaran.
·
Interprestasi: Pada tahap ini, kita secara aktif
mengevaluasi apa-apa yang kita dengar dan menelusuri dari mana datangnya semua
itu. Kita pun mulailah menolak dan menyetujui, mengakui dan mempertimbangkan
informasi tersebut berikut sumber-sumbernya.
2.4
Faktor yang Mempengaruhi dalam Menyimak
1.
Faktor Fisik
Kondisi fisik dan lingkungan fisik
penyimak merupakan faktor yang penting dalam menentukan keefektifan serta
kualitas keaktifannya dalam menyimak.
2.
Faktor Psikologis
Faktor psikologis melibatkan
sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi, yaitu faktor-faktor psikologis dalam
menyimak. Faktor-faktor ini antara lain mencakup masalah-masalah:
a. Prasangka dan kurangnyasimpati terhadap
para pembicara dengan aneka sebab dan alasan
b. Keegosentrisan dan
keasyikan terhdap minat pribadi serta masalah pribadi serta masalah pribadi
c. Kepicikan yang menyebabkan
pandangan yang kurang luas
d. Kebosanan dan kejenuhan
yang menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan
e. Sikap yang tidak layak terhadap
sekolah, terhadap guru, terhadap pokok pembicaraan, atau terhadap sang
pembicara.
Sebagian atau semua faktor tersebut
diatas dapat mempengaruhi kegiatan menyimak kearah yang merugikan yang tidak
kita ingini, dan hal ini mempunyai akibat yang buruk bagi sebagian atau seluruh
kegiatan belajar para siswa. Dalam hal-hal seperti inilah para guru harus
menampilkan fungsi bimbingan dan penyuluhan serta mencoba memperbaiki
kondisi-kondisi yang merugikan tersebut.
Guru juga harus mempertinggi serta
memperkuat sifat ketanpaprasangkaan, kewajaran yang tidak berat sebelah, serta
sifat yang tidak mementingkan diri sendiri; dan mencoba untuk memberikanserta
mengadakan suatu latar belakang yang bersifat merangsang minat yang akan
bertindak sebagai suatu keadaan yang menguntungkan bagi menyimak responsif.
Sebaliknya faktor-faktor psikologis
ini pun mungkin pula sangat menguntungkan bagi kegiatan menyimak dengan penuh
perhatian, misalnya; pengalaman-pengalaman masa lalu yang sangat menyenangkan,
yang telah menentukan minat-minat dan pilihan-pilihan, kepandaian yang
beranekaragam dan lain- lainnya, kalau dihubungkan dengan suatu bidang diskusi
jelas merupakan pengaruh-pengaruh baik bagi kegiatan menyimak yang mengasyikan,
yang memukau dan menarik hati.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menyimak merupakan
proses rasa ingin tahu yang membutuhkan konsentrasi dengan tujuan memperlancar
komunikasi, memperoleh informasi untuk menambah wawasan pengetahuan dan
pengalaman tentang
kehidupan, dan sebagai dasar belajar
bahasa. Mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran,
memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses
menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan
pengalaman. Tujuan menyimak yaitu agar orang yang mendengarkan dapat memperoleh
pengetahuan atau informasi mengenai hal tertentu dari berita atau cerita yang
di dengar.
DAFTAR
PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak
: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Hermawan, Herry. 2012. Menyimak :
keterampilan Berkomunikasi Yang Terabaikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Brata, M. (2010). Keterampilan Menyimak. [Online]. Tersedia: http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2010/04/keterampilan-menyimak.html [31
Maret 2015].
Fajrin. (2010). Teknik Pendidikan Bahasa di Kelas Rendah. [Online].
Tersedia: http://fajrinstation.blogspot.com/2010/04/teknik-pendidikan-bahasa-di-kelas.html [31
Maret 2015].
Octaviani, F.P., (2013). Teknik Pembelajaran Menyimak. [Online].
Tersedia: http://zonafiyora.blogspot.com/2013/02/teknik-pembelajaran-menyimak.html [31
Maret 2015].
Setyaningrum, Y. (2013). Kemampuan Menyimak di SD. [Online].
Tersedia: http://yurishandcraft.blogspot.com/2013/12/kemampuan-menyimak-di-sd_15.html [31
Maret 2015].